kepak sayap burung tingang

Adalah sebuah perjalanan yang sangat berharga dan syarat pengalaman, saat aku dan teman-teman satu tim melakukan evaluasi sebuah proyek reboisasi yang dibiayai dana alokasi khusus (DAK), sebenarnya ini bukanlah tour ataupun perjalanan rekreasi namun kedua unsur itu terasa mewarnai perjalanan tersebut, saat kami menemui hal-hal yang menarik disepanjang perjalanan baik saat bertolak ataupun saat pulang dari lokasi kegiatan. Itu berlangsung ketika tim kami yang beranggotakan beberapa rekan dari Lembaga Swadaya Masyarakat dan wartawan mengevaluasi dan melakukan survei lapangan pada pelaksanaan proyek reboisasi 2008 tersebut yang konon menurut informasi banyak bermasalah di sebuah kecamatan di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah yaitu kecamatan Mantangai dan secara geografis wilayahnya terbagi 3 (tiga) Mantangai Hulu, Tengah dan Hilir. Masyarakatnya hidup di sepanjang sungai yang membelah daerah itu dan hampir semua kegiatan dilakukan di sisi sungai seperti memantat/menyadap karet, mengan/berburu, marengge/menangkap ikan dan kegiatan lain industri bangsaw atau sirkel yang mana sekarang sudah banyak yang tidak beroperasi karna adanya penertiban. Dulunya kecamatan ini cukup kaya karna hasil hutannya belakangan daerah ini terkesan tertinggal dari kecamatan lainnya, salah satu penyebab banyak anggota masyarakat kehilangan mata pencaharian kegiatan industri pengolahan kayu atau bangsaw/sirkel karna sudah banyak yang tutup dan menyisakan masalah hilangnya lapangan pekerjaan.

Kami melakukan perjalanan lewat darat dengan menggunakan sepeda motor melewati beberapa perkampungan dan daerah hunian transmigrasi dimana sebahagian daerah ini juga merupakan eks lokasi lahan gambut atau yang disebut lahan sejuta hektare yang sudah banyak menimbulkan dan menyisakan permasalahan, meskipun infrastruktur jalan di daerah ini sudah banyak yang dibuka sehingga memudahkan akses transportasi darat, kami melakukan perjalanan estafet dengan menyinggahi beberapa lokasi yang kami anggap dapat memberikan masukan dan data yang kami butuhkan termasuk melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat, kadang ada beberapa tempat yang cukup rawan dan medan yang sulit untuk dilalui kadang membuat kami sedikit takut dan khawatir kadang pula kami temui hal-hal yang menyenangkan seperti saat melihat kera-kera bergelantungan bermain di atas pepohonan, menyaksikan keindahan burung-burung tingang (bucerotidae) yang hinggap dan mengepakan sayapnya di dahan pohon yang tinggi saat mentari akan terbenam, burung tingang adalah jenis burung di Kalimantan Tengah yang memiliki keelokan dan keindahan dan jenis burung ini telah memberikan inspirasi pada hal-hal yang bersentuhan dengan seni dan budaya bagi masyarakat Kalimantan Tengah, secara ekologi burung ini juga membantu regenerasi hutan konon burung tingang menyebarkan biji, sungguh menyaksikan itu seperti menikmati puisi alam. Hal yang unik dan mengandung nilai historial ketika kami singgah di desa Keladan seberang di sana cukup banyak terdapat makam leluhur warisan kepercayaan asli suku dayak yakni Kaharingan, makam itu disebut sandung bentuknya seperti bangunan rumah yang cukup tinggi terletak tidak begitu jauh dari pemukiman warga di pinggiran sungai. Menyaksikan dan keluguan dan kepolosan masyarakat setempat yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota, anak-anak yang bermain begitu merdekanya walau hanya dengan permainan tradisionil, ibu-ibu dan gadis-gadis cantik yang menganyam tikar rotan itulah pemandangan di sana.

Kami berhenti di beberapa lokasi sambil mengevaluasi hal-hal yang kami butuhkan sambil membuat catatan-catatan yang di anggap penting. Walau tidak semua tempat sempat kami kunjungi, kami bisa menarik kesimpulan betapa keluguan dan kepolosan masyarakat di sana yang sudah banyak dibodohi oknum-oknum yang hanya ingin mengeruk keuntungan materi, seperti halnya beberapa petani yang berhak dan ingin benar-benar melaksanakan kegiatan reboisasi dengan bantuan dana untuk bibit dari pemerintah malah banyak yang tidak mendapatkan, dan nama-nama yang terindikasi fiktif yang muncul dalam nama kelompok tani. Belum lagi adanya tumpang tindih lahan-lahan di daerah itu sungguh hal yang banyak merugikan warga setempat, pemerintah dan kita. Sampai hari ini aku masih menyimpan kesan yang dalam atas perjalanan yang sangat berharga ini, dalam hati kecil aku hanya berharap dan berdoa kelak Mantangai dan masyarakatnya bisa lebih maju dan hak-hak masyarakat dalam proses pembangunan benar-benar terpenuhi dan diwujudkan secara adil.-

Comments :

0 komentar to “kepak sayap burung tingang”

Posting Komentar